Jumat, 07 Mei 2010

BLACK HOLE

Sejak menjadi kakak dan adik, Riyan selalu berpikir bahwa hari jadinya n’ Tian menjadi kakak adik adalah hari yang bahagia. Karena Riyan berpikir betapa besar sayangnya Tian untuknya. Riyan seolah menjadi burung yang lepas dari sangkar dan suatu saat akan kembali ke sarangnya…

Riyan, “Kalu jodoh ga kemana kan? Percayalah pada Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk gw dan Tian. But, I’ll always love u Tian… Always…”

Itu penguatan Riyan di malam hari setelah ia dan Tian resmi menjadi kakak adik.

Hari demi hari Riyan selalu ingin dekat dengan Tian. Ingin dekat seperti adik yang manja pada kakaknya. Namun, sepertinya Tian kurang suka.

Mulai saat itu bermunculan omongan yang menyakitkan untuk Riyan. Tian sudah dekat dengan perempuan lain, Tian mau melupakan Riyan, hingga kabar Tian menjauhkan diri dari Tian karena sudah ada wanita pengganti.

Riyan ingin sekali menanyakan hal itu apakah benar atau tidak. Tapi Tian justru sulit dihubungi…ke rumahnya pun selalu sibuk.

Kakak Tian pun terkejut dengan kabar Riyan n’ Tian putus hubungan. Kakak Tian, Kak Erika sudah Riyan anggap kakak sendiri. Kak Erika terkadang menjadi penengah kalau Riyan n’ Tian marahan.

Pernah suatu ketika Riyan harus menginap di rumah Tian untuk menemani Kak Erika yang berlibur ke rumah orang tuanya. Kak Erika sudah menikah dan tinggal di luar kota.

Riyan juga harus menginap lagi karena kabar nenek Tian meninggal dunia. Nenek Tian yang juga Riyan sayangi.

------

Riyan teringat ketika dulu masih pacaran dengan Tian, nenek Tian selalu bilang Riyan calon menantunya jika bertemu. Hingga pada pertemuan terakhir Riyan dengan nenek Tian, Riyan sangat menyesal karena ketika itu Riyan bertemu nenek Tian di rumah Tian namun sudah larut malam jadi ga bisa berlama-lama. Nenek Tian sedang sakit. Nenek Tian ingin Riyan tetap tinggal dengan bilang “Ko buru2 pulang?Nanti aja pulangnya.”

Riyan sedih banget mendengar kabar nenek Tian meninggal. Suasana rumah Tian berubah haru. Riyan menenangkan tangis kesedihan mama Tian yang sangat baik sekali pada Riyan. Riyan menghadiri pemakaman nenek Tian. Suasana haru. Riyan rindu nenek Tian seperti merindukan Almarhumah nenek Riyan yang lebih dulu meninggal dunia.

------

Semakin hari Riyan selalu merasakan sakit di dada ketika ingin tidur. Entah kenapa seperti ada lubang hitam di dadanya. Perasaan ini seperti Bella yang di tinggal Edward dalam cerita novel Newmoon yah? Ini selalu Riyan rasakan setiap ingat Tian. Entah kenapa, berita miring tentang Tian selau saja di dengar Riyan. Semakin luka hati Riyan. Semakin Riyan terbawa suasana itu dengan sikap Tian yang menghilangkan dirinya. Tian pergi. Jejaring sosial di internet pun sudah jarang Tian kunjungi. Riyan mencoba mengirim pesan lewat jejaring tersebut namun sia-sia. Nomor handphone Tian ganti. kak Erika aja ga tau nomernya yang baru berapa. Entah apa maksud Tian. Seolah Tian tidak melakuakan apa yang ia katakan ketika hari mereka resmi menjadi kakak adik.

Riyan setiap malam hanya bisa menangis hingga dadanya sakit. Berat badannya pun berkurang. Meskipun tidak mengganggu kuliahnya di semester lima, namun itu menyiksa batin Riyan. Selalu tangis yang ia pancarkan. Padahal dulu senyumannya yang ia pancarkan. Riyan seperti mayat hidup yang mencari nyawanya…

Riyan sedang jatuh…

Lubang hitam itu terus menggerogoti jiwa dan raga Riyan.

Tian, entah dimana ia berada sekarang…

-----

Riyan sudah sedikit melupakan sakitnya jika bertemu teman2nya. Riyan sering online dan chatting. Suatu ketika ia chatting dengan adik kelasnya di SMA. Riyan terhanyut dengan kebaikan dan perhatian adik kelasnya tersebut. Ray, itulah adik kelas Riyan yang rajin memberi perhatian dan mengambil hati Riyan yang sedang JATUH.

Riyan seperti terbawa perkataan Ray yang terus mengambil hati Riyan.

Hingga mereka pun berpacaran tanpa belum pernah bertemu lagi.

Riyan yang naïf tidak pernah curiga pada Ray. Ray selalu menunjukkan rasa cinta yang sangat dalam pada Riyan. Seolah tidak ingin kehilangan Riyan. Ray menjadi pendengar yang baik akan perasaan sakit Riyan pada Tian.

Riyan dan Ray pun bertemu…

Longdistance…hubungan yang dijalani Ray dan Riyan. Riyan di Jakarta dan Ray di Jogja.

Riyan tidak ingin berpacaran namun entah kenapa ia selalu menurut apa yang Ray katakan. Ia selalu yakin dan percaya dengan yang Ray katakan.

Riyan pun mengetahui bahwa Ray ternyata berbohong. Ternyata orang tuanya tidak pernah tahu hubungan mereka. Padahal Riyan tidak akan mau menerima Ray jadi pacarnya jika orang tuanya Ray tidak tahu mereka pacaran. Haruskah Ray berbohong demi mendapatkan Riyan?

Riyan selalu percaya dan kembali yakin dengan perkataan Ray.

Ray yang selalu menunjukkan kebaikan dan rasa pedulinya pada Riyan membuat Riyan percaya bahwa Ray benar2 serius dengannya. Riyan teringat akan perkataan Tian yang ingin kembali bersamanya kelak jika mereka berjodoh. Riyan terbawa emosi dan perkataan orang2 tentang Tian yang membuat Riyan benci Tian dan menganggap omongan Tian ketika itu omong kosong.

Tidak lama Riyan berpacaran dengan Ray pun Tian ternyata pacaran dengan wanita lain.

----

Ray, semakin terlihat meninggi. Memperlihatkan kekayaan orang tuanya.

Hingga suatu ketika masalah kluarganya pun terlihat pada bulan ke 7 mereka berpacaran. Masalah demi masalah bermunculan. Ray yang berbohong tentang orang tuanya, masalah dengan orang tua Ray yang menyalahkan Riyan tentang kelakuan Ray yang tidak bertanggung jawab dengan kabur dari rumahnya, Ray yang menutupi kesalahannya dengan kebohongan, Ray yang selalu menunjukkan sikap keras pada Riyan, perkataan keras pada Riyan mulai Ray tampakan, ancaman demi ancaman Ray lontarkan pada Riyan, dan orang tua Ray yang mencaci maki Riyan dan orang tua Riyan.

Ray kabur dari rumah dan berhenti kuliah…

Hari hari Riyan semakin berat, ia mencoba bertahan membantu masalah Ray karena kepolosan dan kebaikan yang Riyan miliki. Padahal Riyan sedang dibohongi. Hingga akhirnya gejolak pada diri Riyan sudah memuncak. Ia semakin sadar bahwa mama Riyan sangat tersakiti oleh Ray. Papa Riyan yang juga kecewa pada Ray. Papa Riyan selalu menyemangati Riyan dan memberikan kepercayaan pada Riyan bahwa masalah ini merupakan tantangan bagi Riyan yang harus Riyan hadapi.

Namun Riyan tidak kuat dan jatuh sakit selama 7 hari. Berat sekali isi kepala Riyan hingga ia tidak kuat berdiri. Penuh dengan dilema.

Papa Riyan selalu menyemangati Riyan. Mama Riyan, kakak Riyan, dan sahabat Riyan pun begitu.

Riyan yang terlalu naif dengan perkataan Ray pernah membuat Riyan jauh dari mamanya dan jauh dari kakak-kakaknya karena karena ketidaksukaan Ray terhadap orang yang menyinggungnya. Padahal anggota keluarga Riyan memang senang bergurau. Ingatan akan hal itu membuat Riyan semakin membenci Ray. Ray seolah memanfaatkan Riyan dan keluarganya untuk melindunginya dari masalahnya dengan orang tuanya. Ia membohongi keluarga Riyan untuk melindunginya seolah ia tidak bersalah.

Banyak hal yang membuat Riyan membatin karena Ray dan keluarganya.

Hingga suatu ketika di kampus Riyan, Ray mendatangi Riyan karena Riyan sulit dihubungi dan tidak mau bicara pada Ray. Ray membawa cokelat entah untuk apa. Agar Riyan luluhkah?

Riyan memutuskan hubungannya dengan Ray. Namun Ray tidak terima itu. Ray yang obsesif membuat Riyan terancam. Riyan dipaksa untuk menerimanya kembali. Ray mengancam bunuh diri. Ray memohon-mohon. Ray menunjukkan kekerasan di depan Riyan dengan membanting barang. Memalukan sekali bertengkar di kampus tempat Riyan kuliah. Beruntung tidak ada teman2 yang melihat kecuali teman dekat Riyan, Liya dan Anda. Riyan sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia mengadu pada mamanya tentang kelakuan Ray itu dengan mengirimkan pesan pada mamanya. Mamanya Riyan sangat cemas di kantornya memikirkan Riyan. Hingga Liya dan Anda membantu Riyan dengan menyembunyikan Riyan di kosan Anda dan membuat cara agar Ray pergi.

Anda dan Liya sangat membantu Riyan ketika itu. Ray pun pergi...

-------

Ray datang ke rumah Riyan dengan perasaan tidak malunya datang memohon pada Riyan untuk tidak meninggalkannya, ia juga mengungkit-ungkit apa yang ia berikan pada Riyan dan keluarganya. Padahal hal itu tidak seberapa dengan kebaikan keluarga Riyan yang selalu membantu Ray. Ray memang berasal dari keluarga kaya. Namun orang tuanya seolah sulit memberikan apa yang Ray mau, seperti yang Ray katakan. Ray takut pada orang tuanya. Riyan tidak ingin orang tuanya selalu menyalahkannya karena Ray yang berhenti kuliah, berbohong pada orang tuanya sendiri, dan kabur dari rumah. Semua kesalahan yang diperbuat Ray itu dilimpahkan pada Riyan. Seolah Riyanlah yang membuat Ray seperti itu.

Riyan ketakutan ketika Ray datang lagi ke rumah. Beruntung kakak laki-laki Riyan, Kak Cahyo ada di rumah. Mama Riyan padahal sudah bilang pada Ray jika ingin datang ke rumah datang saja jika mama ada. Tidak lama mama pulang dari kantor. Ray selalu berubah-ubah perkataannya. Tidak konsisten. Kadang memohon, kadang mengancam, kadang menghina, dan terus menyumpahkan Riyan dengan kata2 kasar jika Riyan menolaknya. Mama Riyan menjadi super hero bagi Riyan ketika itu. Mama Riyan sangat hebat. Mama Riyan menunjukkan ia kuat agar Riyan kuat. Mama Riyan menghadapi Ray dengan sangat mengesankan. Ray pun tidak berani menginjakkan kaki ke rumah Riyan lagi sejak saat itu.

Riyan selalu ketakutan Ray membuntutinya. Ray selalu menghinanya di jejaring sosial internet hingga teman2 Riyan tahu. Riyan selalu mendapat terror dari Ray.

Setiap hari Riyan merasa tidak tenang. Hingga ia bertemu dengan guru SMA-nya yang sangat dekat dengannya dan tahu apa yang terjadi padahal Riyan belum cerita. Gurunya memberikan kekuatan untuk Riyan hingga Riyan berhenti merasa bersalah, takut, dan sakit. Hingga saat itulah Riyan membuka matanya lebar-lebar dan hatinya.

-----

Riyan pun meminta maaf kepada orang-orang yang membantunya. Mama, papa, Kak Lia (kakak pertama Riyan), Kak Cahyo, Kak Dio (kekasih Kak Lia), dan sahabat-sahabat Riyan yang selalu ada untuk Riyan.

Ini pelajaran yang dapat Riyan petik.

Ketika seseorang sedang jatuh, mudah sekali terbawa emosi dan diambil hati oleh orang yang pintar akan hal itu. Beruntung jika orang itu baik, namun petaka jika orang itu jahat.

Hari-hari Riyan kembali membaik meskipun jika teringat perlakuan Ray, Riyan kembali menyesalinya. Riyan tidak menyangka Ray yang baik hati itu dimata Riyan ketika pertama bertemu menjadi sosok yang menakutkan. Riyan semakin lama semakin tidak memperdulikan cacian yang Ray lontarkan padanya. Hingga Ray lelah sendiri dan hilang dari kehidupan Riyan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar